BUYA SITUS ADAT DAYAK KANTUK/KANTU’ DESA NANGA AWIN
Ritual Begelak Nyengkelan Buya merupakan sebuah praktik Kepercayaan yang dilakukan oleh salah satu sub-suku Dayak, yaitu sub-suku Kantuk/Kantu’/Kantu’k. Ritual ini memiliki tujuan utama untuk memanjatkan Sampi (Doa) kepada roh nenek moyang yang dipercayai hadir dalam patung Buya (buaya) yang tercipta dari tanah. Buya adalah simbol yang dianggap sakral dan dihormati karena dianggap sebagai wujud yang menghubungkan mereka dengan leluhur mereka.
Dalam proses Begelak Nyengkelan Buya, satu aspek penting yang ditekankan adalah Sampi. Sampi merupakan permohonan kepada roh nenek moyang agar memberikan pertolongan. Salah satu tujuan utama dari Sampi adalah agar ladang terhindar dari hama padi yang bisa mengakibatkan gagal panen. Kehancuran tanaman padi akibat serangan hama menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k yang sangat bergantung pada hasil pertanian.
Para praktisi ritual Begelak Nyengkelan Buya percaya bahwa patung Buya menjadi medium yang memungkinkan mereka berkomunikasi dengan roh nenek moyang. Melalui upacara ini, mereka menyatakan penghormatan, berdoa, dan memohon perlindungan atas tanaman padi mereka. Ritual ini tidak hanya sekadar sebuah tradisi, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam bagi komunitas Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k, memperkuat ikatan mereka dengan alam dan warisan leluhur mereka.
Selain aspek spiritualnya, Begelak Nyengkelan Buya juga menjadi momen di mana komunitas berkumpul bersama-sama. Mereka berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan yang diwarisi dari generasi ke generasi. Ritual ini juga menciptakan rasa solidaritas di antara anggota masyarakat, memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh komunitas tersebut.
Dengan menjaga dan melestarikan ritual Begelak Nyengkelan Buya, komunitas Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k berusaha untuk mempertahankan identitas budaya mereka. Ritual ini menjadi bukti nyata dari kekayaan tradisional yang terus dijaga, memberikan wawasan tentang cara pandang, keyakinan, dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh suku Dayak dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
Potensi Wisata
Potensi wisata dalam Ritual Begelak Nyengkelan Buya dari sub-suku Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k memiliki dimensi budaya dan spiritual yang dapat menarik minat wisatawan
- Ritual ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik dengan keberagaman budaya dan tradisi suku Dayak. Mereka dapat mengamati upacara adat secara langsung, mempelajari prosesi ritual, dan mendalami filosofi serta makna simbolik dari patung Buya (buaya) yang dianggap sakral dalam kultur suku Dayak.
- Ritual ini juga memiliki potensi sebagai destinasi wisata spiritual. Wisatawan yang mencari pengalaman yang lebih mendalam dalam hal kepercayaan dan spiritualitas dapat mempelajari cara komunitas Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k melakukan doa dan memanjatkan Sampi kepada roh nenek moyang yang mereka yakini hadir dalam patung Buya. Hal ini memberikan wawasan tentang bagaimana kepercayaan dan hubungan spiritual dengan leluhur dipraktikkan dan dijaga.
- Promosi ritual ini sebagai bagian dari destinasi wisata dapat memberikan kesempatan bagi komunitas lokal untuk mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata. Masyarakat lokal dapat menawarkan pengalaman, seperti tur dan demonstrasi ritual, menjual kerajinan tangan atau produk-produk lokal, serta menyediakan layanan pendukung seperti akomodasi dan kuliner.
Dengan mempromosikan Ritual Begelak Nyengkelan Buya sebagai bagian dari warisan budaya Dayak, dapat membantu pelestarian tradisi yang kaya dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas. Ini tidak hanya menguntungkan dalam aspek pariwisata, tetapi juga dalam memperkuat identitas budaya dan penghargaan terhadap warisan nenek moyang bagi komunitas Dayak Kantuk/Kantu’/Kantu’k.